TINJAUAN ETIS-TEOLOGIS TERHADAP TANGGUNG JAWAB JEMAAT, PENATUA, DAN DIAKEN DI TIGA GKJTU TANPA PAMULANG
Kata Kunci:
GKJTU, Pamulang, Tanggungjawab Etis, Jemaat, Penatua, DiakenAbstrak
Penelitian ini mengkaji tanggung jawab etis-teologis jemaat di Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) yang tidak memiliki pamulang, yaitu pendeta atau guru injil yang memegang jabatan khusus dalam gereja bersama penatua dan diaken. Fokus penelitian ini adalah tiga jemaat GKJTU, yaitu Gedong, Tayeman, dan Talitakum Sleker di wilayah Getasan, Klasis Kopeng. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan naratif-deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiadaan pamulang mendorong jemaat, penatua, dan diaken untuk mengambil peran yang lebih besar dalam pelayanan gereja. Jemaat dipahami sebagai agen moral yang aktif, responsif, dan bertanggung jawab dalam mengaktualisasikan visi gereja. Temuan penting menunjukkan bahwa pelayanan di GKJTU tanpa pamulang berlangsung dalam tahap liminalitas yang ditopang oleh kolaborasi dialogis antara jemaat dan majelis. Kesimpulannya, tanggung jawab etis kristiani dalam konteks GKJTU tanpa pamulang terwujud melalui rasa memiliki (sense of belonging) dan keterlibatan kolektif jemaat dalam pelayanan.
Referensi
Atkins, J. A. (2024, July). Shared leadership. Ministry Magazine.
Avis, P. (2002). Authority, leadership and conflict in the Church. London: SCM Press.
Bretherton, L. (2023). A Primer in Christian Ethics: Christ and the Struggle to Live Well. Cambridge University Press.
Ellis, Z. C. (2020). A theology of power in shared leadership teams. Journal of Religious Leadership, 19(1), 5–32.
Faith+Lead. (2024, July 16). Rethinking Church Leadership: The shift to lay-led, clergy-supported ministry.
Gereja Kristen Jawa Tengah Utara. (1998). Tata dasar GKJTU. Salatiga: Sinode GKJTU.
Ghani, A., & Tajudin, M. S. (2017). The rise of religion-based political parties after the fall of communism in Indonesia. Al-Albab: Borneo Journal of Religious Studies, 6(1), 1–20. https://doi.org/10.24260/alalbab.v6i1.674
Foppen, A., & van Saane, J. W. (2024). Assessing religious leadership: A scoping review of leadership effectiveness criteria and current trends in the academic literature. Pastoral Psychology, 73, 1–21. https://doi.org/10.1007/s11089-023-01113-8
Hagiu, A., & Bortoș, S. (2022). The imperative of responsibility in the era of fake news. Agathos: An International Review of the Humanities and Social Sciences, 13(2), 7–19.
Hamilton, B. (2021). It’s in you: Structural sin and personal responsibility. Studies in Christian Ethics, 34(3), 303–320. https://doi.org/10.1177/09539468211009764
Jonas, H. (1984). The imperative of responsibility: In search of an ethics for the technological age. University of Chicago Press.
Journal of Religious Leadership (ed.). (2023). Volume 22, Issue 1 (Spring 2023) [Special focus on leadership as “taking responsibility”]. Association of Theological Schools / ARL.
Kretzschmar, L. (2023). A Christian ethical analysis of the importance of prophetic leadership for sustainable leadership. Verbum et Ecclesia, 44(1), a2685. https://doi.org/10.4102/ve.v44i1.2685
Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Pelayanan Kristen (LP3K). (2000). Sejarah singkat GKJTU: Gereja wong cilik. Salatiga: LP3K.
McReynolds, J. (2025, April 1). Biblical basis for shared leadership in churches.
Neequaye, G. K. (2019). Christian ethics of responsibility for the technological age: A critical look at the contributions of Hans Jonas and William Schweiker. E-Journal of Religious and Theological Studies, 5(6), 55–63.
Pattiasina, J. R. (2018). Liminalitas dan transformasi sosial dalam gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Reed, E. D. (2024). Christian ethics. St Andrews Encyclopaedia of Theology. https://www.saet.ac.uk/Christianity/ChristianEthics
Schweiker, W. (1995). Responsibility and Christian ethics. Cambridge University Press.
Sukamto, A. (2015). Religious policy and the rise of religious identity in Indonesia. Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities, 5(1), 23–42. https://doi.org/10.14203/jissh.v5i1.54
Torrance, A. (2021). Accountability as a virtue. Studies in Christian Ethics, 34(3), 241–244. https://doi.org/10.1177/09539468211009755
Turner, V. (1969). The ritual process: Structure and anti-structure. Chicago: Aldine Publishing.
Tranter, S. (2024). Power, possibility, and personal agency: What should ethics know of sin? Studies in Christian Ethics, 37(1), 110–124. https://doi.org/10.1177/09539468241235048
Wynn, M. (2022). Truth and Christian ethics: A narratival perspective. Studies in Christian Ethics, 35(4), 578–594. https://doi.org/10.1177/09539468211049732
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2025 Rinaldo Panggabean

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Pengguna bebas menyalin, mengubah, atau mendistribusikan ulang artikel untuk tujuan apa pun yang sah dalam media apa pun, asalkan Anda memberikan kredit yang sesuai kepada penulis asli dan Kognisio: Jurnal Teologi Kristen sebagai penerbitnya, menautkan ke lisensi, menunjukkan jika ada perubahan, dan mendistribusikan kembali karya turunan apa pun di bawah lisensi yang sama.
Hak cipta artikel dipegang oleh masing-masing penulisnya, tanpa batasan. Lisensi non-eksklusif diberikan kepada Kognisio: Jurnal Teologi Kristen untuk mempublikasikan artikel dan mengidentifikasi dirinya sebagai penerbit aslinya, termasuk hak komersial untuk untuk menjualnya kepada perpustakaan dan individu.
Dengan menerbitkan artikel di Kognisio: Jurnal Teologi Kristen, penulis memberikan hak kepada pihak ketiga untuk menggunakan artikel mereka sejauh yang diberikan oleh lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International.

